Corat Coret yang Terlupa hingga Dilupa oleh Teman

Sudah berapa lama saya tidak menulis? Ternyata tidak enak juga kalau tidak banyak yang ditulis. Memang kali ini, saya lebih banyak bercerita. Ya hanya bercerita saja tentang sebuah perjalanan, impian, harapan, dan nostalgia.

Jika sadar, saya kembali membuka blog ini kembali. Saya merasa kacau dan bingung, tidak ingin orang tahu. Kalau dapat berbahasa yang tidak keren dan tidak terkenal, saya mau sekali mempelajarinya, tapi apa gunanya? Sejatinya sebuah bahasa untuk dapat berkomunikasi. Apa bedanya ketika kamu diam dengan berbahasa yang tidak dimengerti orang.

Kali ini, saya paham. Menyimpan itu tidak enak. Ada batas yang tidak dapat menjadi tak terbatas. Ada satu alasan mengapa saya simpan, karena menurut saya, mereka tidak akan peduli dengan cerita saya. Mereka tidak akan peduli apakah saya sakit atau tidak. Cukuplah dengan menyimpan, mereka tahu saya baik-baik saja.

Dalam tawa ada marah. Dalam tawa ada tangis. Dalam kegentaran ada hal yang disembunyikan.

***

Seorang kawan yang dahulu dekat sekarang jauh. Sungguh lucu karena jarak batas diantara kami masih sama seperti dulu, hanya saja waktu yang berbeda.

Saya heran, apakah ia lupa dengan segala curhatan yang ada. Saya sedih ketika ia mulai lupa.

Kami kembali bertemu dan menjadi sungkan. Tidak ada lagi cerita yang begitu hangat dan dekat. Tidak ada lagi dukungan dan doa yang tersampaikan. Ya, sepertinya begitu. Dalam beberapa hal, kami mengandalkan telepati yang ada dalam diri kami. Mungkin telepati itu sudah pudar atau hanya dalam imajinasi belaka. Saya tersiksa ketika seorang teman pergi. Sungguh sulit dimengerti.

Kesibukan mulai menghantui kami. Atau sekarang, saya berteman dengan kesibukan? Dengan tumpukan buku, kertas, kolom-kolom agenda.

Ingin saya teriak dan menyadarkannya, "Hai, ada apa denganmu? Mari kita bermain bersama? Ah, sepertinya kamu begitu sibuk. Aku tidak akan mengganggumu lagi." Ingin sekali kukatakan seperti itu. Ya, semua akan bersama kehidupannya yang tidak dimengerti.

"Kawan, aku akan berbahagia jika kamu berbahagia. Walaupun disisi lain aku menjadi sedih ketika kamu lupa dengan cerita kita. Seandainya kamu mencariku, aku mau meluangkan waktu." Ya, saya sedih untuk seorang teman yang tiba-tiba pergi.

Comments

Popular posts from this blog

Indie Book Shop Tour: Wisata Asik Bagi Para Pecinta Buku

Diam & Dengarkan: Katarsis dalam Sebuah Retreat di Balik Layar Kaca

Ereveld Menteng Pulo-Kuburan Bersejarah di tengah Ibu Kota